Ap Post a Comment Pemahaman tinggi terhadap Wawasan Nusantara dapat menghasilkan sikap . A. kesadaran bela negara B. cinta tanah air C. rela berkorban D. nasionalisme yang tinggi E. semangat kebangsaan Pembahasan: Dengan memiliki pemahaman tinggi terhadap Wawasan Nusantara, maka kita dapat menghasilkan sikap nasionalisme yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kontribusi tingkat pemahaman konsepsi wawasan nusantara terhadap sikap nasionalisme dan karakter kebangsaan mahasiswa, beserta korelasinya di antara variabel-variabel penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriprif untuk menggambarkan fenomena atau realitas yag terjadi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Medan yang sedang melaksanakan perkuliahan Kewarganegaraan sebagai salah satu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian MKPK 2015/2016 yang berjumlah 1200 orang. Sampel diambil secara acak random sampling dan ditetapkan sebesar 10 %. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tes kognitif, skala sikap dan gejala kontinum. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis kecenderungan dan analisis korelasi yang diuji dengan menggunakan korelasi pearson berbantuan software SPSS for windows pada kolom analyze pada taraf keberartian 1%. Hasil penelitian menunjukkan 1 kecenderungan pemahaman mahasiswa terhadap konsepsi wawasan nusantara secara umum berada pada tingkat sedang yakni 40,84 %; 2 kecenderungan sikap nasionalisme mahasiswa secara umum berada pada tingkat sedang yakni 38,34 %; 3 kecenderungan karakter kebangsaan mahasiswa secara umum berada pada tingkat rendah yakni 45,83 %; 4 pemahaman mahasiswa mengenai konsepsi wawasan nusantara memiliki korelasi yang kuat dengan sikap nasionalisme, yakni dengan rhitung sebesar 0,853; dan 5 pemahaman mahasiswa mengenai konsepsi wawasan nusantara memiliki korelasi yang sedang dengan karakter kebangsaan, dengan rhitung sebesar 0,683. Data ini menjadi temuan, perlunya rancangan pembelajaran yang inovatif dalam mata kuliah Kewarganegaraan, khususnya dalam penyampaian materi wawasan nusantara melalui pembelajaran kontekstual contextual learning. Penyajian materi konsepsi wawasan nusantara dengan mengangkat kasus-kasus faktual dapat menjadi stimulus bagi mahasiswa dalam memahami konsepsi wawasan nusantara, menunjukkan sikap nasionalisme dan karakter kebangsaanya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 1 2017 24-33Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu SosialAvailable online Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantaraterhadap Sikap Nasionalisme dan Karakter KebangsaanDeny Setiawan*Jurusan Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri Medan, IndonesiaDiterima Pebruari 2017; Disetujui April 2017; Dipublikasikan Juni 2017AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai kontribusi tingkat pemahaman konsepsiwawasan nusantara terhadap sikap nasionalisme dan karakter kebangsaan mahasiswa. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode deskriprif untuk menggambarkan fenomena atau realitas yang terjadi. Populasinyaadalah mahasiswa Universitas Negeri Medan yang melaksanakan perkuliahan Kewarganegaraan sebagai salah satuMata Kuliah Pengembangan Kepribadian MKPK 2015/2016 yang berjumlah 1200 orang. Sampel diambilsecara acak random sampling dan ditetapkan sebesar 10 %. berjumlah 120 mahasiswa. Teknik pengumpulandata menggunakan tes kognitif, skala sikap dan gejala kontinum. Sedangkan teknik analisis data menggunakananalisis kecenderungan dan analisis korelasi yang diuji dengan menggunakan korelasi pearson berbantuansoftware SPSS for windows pada kolom analyze pada taraf keberartian 1%. Hasil penelitian menunjukkan 1kecenderungan pemahaman mahasiswa terhadap konsepsi wawasan nusantara secara umum berada pada tingkatsedang yakni 40,84 %; 2 kecenderungan sikap nasionalisme mahasiswa secara umum berada pada tingkatsedang yakni 38,34 %; 3 kecenderungan karakter kebangsaan mahasiswa secara umum berada pada tingkatrendah yakni 45,83 %; 4 pemahaman mahasiswa mengenai konsepsi wawasan nusantara memiliki korelasi yangkuat dengan sikap nasionalisme, yakni dengan rhitung sebesar 0,853; dan 5 pemahaman mahasiswa mengenaikonsepsi wawasan nusantara memiliki korelasi yang sedang dengan karakter kebangsaan, dengan rhitung sebesar0, Kunci Wawasan Nusantara, Nasionalisme, Karakter study aimed to obtain factual understanding of the contribution rate of conception archipelago insight on theattitudes of nationalism and national character of students, as well as the correlation between the variables of thestudy. The method used is a method deskriprif to describe phenomena or realities which occurred. Population isMedan State University students who are conducting lectures Citizenship as one of the Personality DevelopmentCourse MKPK FY 2015/2016 which amounted to 1,200 people. Samples were taken at random random samplingand is set at 10%. Thus the sample is numbered 120 students. Data collection techniques in research using cognitivetests, scale and symptoms attitude continuum. Data analysis technique using trend analysis and correlation analysiswere tested using Pearson correlation aided software SPSS for windows in column analyze the significance levelof 1%. The results showed 1 the tendency of students' understanding of the general conception of insightarchipelago is at a medium level ie 2 the tendency of nationalism students in general are at a moderatelevel ie 3 the tendency of students in general national character is at a low level which is 4 thestudent's understanding of the conception of insight archipelago has a strong correlation with the attitude ofnationalism, namely the count r of and 5 the student's understanding of the conception of insight archipelago Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 1 2017 24-3325has a moderate correlation with the national character, the count r of Insight Archipelago, Nationalism, National to Cite Setiawan, D. 2017, Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi WawasanNusantaraterhadap Sikap Nasionalisme dan Karakter Kebangsaan, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 91 20-27.*Corresponding authorE-mail denysetiawan1978 2085-482Xe-ISSN 2407-7429 Deny Setiawan, Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara terhadap Sikap Nasionalisme26PENDAHULUANDi era global yang sarat denganperubahan, bangsa Indonesia menghadapiberbagai persoalan dan tantangan baiksecara internal maupun eksternal. Di dalamnegeri, pilar-pilar kehidupan berbangsasemakin rapuh sekaitan dengan makinrendahnya komitmen general agreementterhadap nilai-nilai dasar kehidupan corevalues yang telah lama dijadikan sebagaipedoman. Rendahnya komitmen tersebut,ditunjukkan dengan makin lemahnyakewibawaan hukum akibat rendahnyamoralitas penegak hukum, maraknyakorupsi di kalangan pejabat, meningkatnyakemiskinan, meningkatnya potensidisintegrasi oleh menguatnyaprimodialisme etnis dan keagamaan,distorsi nasionalisme, hingga degradasimoral dan karakter di kalangan anakbangsa Abdulgani, 1995 yang semakinmengancam keutuhan Negara KesatuanRepublik dan tantangan dari luar puntak kalah hebat, terutama tantanganglobalisme berupa semakin meluasnyasistem demokrasi liberal pada berbagaibidang kehidupan baik di bidang ekonomi,politik, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan, yang tak pelak membawa krisismulti-dimensional. Keseluruhan ancamandan tantangan tersebut, telah menimbulkanketegangan dan tarik ulur kekuatan antaranilai-nilai kearifan lokal local wisdomversus nilai-nilai global di atas, menjadi dasarpemikiran dari para akademisi mengajakrevitalisasi nation and character buildingmelalui medium pendidikan sebagai upayapembinaan dan pengembangan nilai-nilainasionalisme dan karakter kebangsaanSuyatno, 2009 Puskur, 2010. Khususpada lingkup pendidikan tinggi, telahditetapkan UU RI No. 12 Tahun 2012tentang Pendidikan Tinggi yang secaraeksplisit menyebutkan bahwa kurikulumnasional setiap perguruan tinggi wajibmemuat mata kuliah Pancasila,Kewarganegaran, Agama dan BahasaIndonesia. Tanpa bermaksud mengabaikanurgensi tiga mata kuliah wajib lainnya,Pendidikan Kewarganegaraan menjadisangat urgen di tengah situasi kehidupanbangsa dan negara Indonesia saat memenuhi tuntutan perkembanganjaman, perlu dikembangkan substansikajian yang memungkinkan pelaksanaanperkuliahan Pendidikan Kewarganegaraandi perguruan tinggi berjalan efektif danberfungsi sebagai medium pembinaanmahasiswa sebagai generasi penerusbangsa yang peduli dengan keutuhan daneksistensi kelangsungan hidup bangsa dannegara Indonesia. Untuk merealisasikantujuan ini, Kementerian Pendidikan danKebudayaan Direktorat JenderalPendidikan Tinggi 2013, dalam substansimateri Pendidikan Kewarganegaraan tetapmenghadirkan materi Wawasan Nusantarasebagai salah topik yang diharapkan dapatmemperkuat kesadaran mahasiswa akanpentingnya persatuan Indonesia dankeutuhan dari kronologis istilahnya,sebenarnya telah sejak lama pemikir-pemikir bangsa Indonesia mengembangkansuatu konsep yang kini dikenal dengannama Wawasan Nusantara. Penggunaanistilah ini baru muncul dalam seminarPertahanan Keamanan pada tahun Wawasan Nusantara yangdilahirkan dalam seminar itu belummerupakan suatu konsepsi sebagaimanayang dikenal sekarang, melainkan barumerupakan suatu wawasan bagipengembangan kekuatan pertahanankeamanan. Atas dasar perkembangan dariurgensi wawasan tersebut, kini konsepsi Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 1 2017 24-3327Wawasan Nusantara telah ditetapkansebagai geopolitik Indonesia dengancirinya yang khas sebagai archipelago 1994, mengartikan WawasanNusantara sebagai cara pandang bangsaIndonesia tentang diri dan lingkungannyaberdasaran ide nasionalnya yang dilandasiPancasila dan UUD Negara RepublikIndonesia 1945, yang merupakan aspirasibangsa Indonesia yang merdeka, berdaulatdan bermartabat, serta menjiwai tata hidupdan tindak kebijaksanaannya dalammencapai tujuan perjuangan di atas, sekaligusmenggambarkan bahwa WawasanNusantara bukan hanya konsepsi yangmenekankan pada pengembangankekuatan pertahanan keamanan, melainkansebagai petunjuk operasional tertinggidalam penyelenggaraan pemerintahannegara dan kehidupan bangsa sertasekaligus merupakan faktor integrasidalam penyelenggaraan fungsi-fungsipolitik, ekonomi, sosial budaya, danpertahanan keamanan, sehingga daya dandana di keempat bidang fungsi itu dapatdipacu secara serentak dan didayagunakansecara terpadu dalam memberikan hasilyang maksimal bagi pembangunannasional. Hal ini sebagaimana dijelaskanoleh Wahyono 1982 22 bahwa konsepsigeopolitik khas Indonesia yang kemudiandirumuskan menjadi doktrin dasar yangdiberi nama Wawasan Nusantara adalahuntuk mewujudkan Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagai suatu negarakepulauan yang dalam kesemestaannyamerupakan satu kesatuan politik, ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamananuntuk mencapai tujuan nasional segenappotensi darat, laut dan angkasa Nusantara sebagaikonsepsi geopolitik, menekankankesadaran bagi warga negara akanpentingnya wilayah sebagai ruang hidupliving space, sekaligus menumbuhkansikap nasionalisme bangsa Indonesia. Sikapnasionalisme ini mendorong masyarakatuntuk mendahulukan kepentingan bangsadiatas kepentingan pribadi dan golongan,serta mendorong bangsa Indonesia untukmenunjukan harkat dan martabatnyadiantara bangsa-bangsa lain di 199593 menjelaskan bahwasemangat nasionalisme ini sangatdiperlukan untuk tetap menjaga integritasdan identitas bangsa Indonesia, semangatnasionalisme yang mendorong bangsaIndonesia untuk siap bersaing denganbangsa-bangsa itu, Wawasan Nusantarasebagai konsepsi juga dirumuskan sebagaisalah satu usaha dalam rangkamenumbuhkan dan membentuk karakterkebangsaan generasi muda. Setiawan danSetiawan 20141, memaknai karaktersebagai cara berpikir dan berprilaku yangkhas tiap individu untuk hidup danbekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,masyarakat, bangsa dan negara. Individuyang berkarakter baik adalah individu yangdapat membuat keputusan dan siapmempertanggung jawabkan setiap akibatdari paparan di atas, dapat diambilmakna bahwa konsepsi WawasanNusantara sangat penting untuk terusdisosialisasikan dan diinternalisasikan dikalangan masyarakat luas, terutama bagimahasiswa sebagai generasi penerusbangsa yang menentukan kejayaan dankeunggulan bangsa Indonesia. Melaluipemahaman konsepsi Wawasan Nusantara,sikap nasionalisme dikalangan mahasiswaditumbuhkankembangkan dalam menjagaintegritas dan keutuhan bangsa serta dalam Deny Setiawan, Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara terhadap Sikap Nasionalisme28membentuk karakter kebangsaanSuseno,1995.Melalui pendidikan formal,mahasiswa telah mengenal Indonesiadengan konsepsi Wawasan yang terpenting dalam hal iniadalah bagaimana nilai-nilai nasionalismedan semangat kebangsaan yang terkandungdalam konsepsi tersebut dapatmenginternalisasi ke dalam jiwa. Nilai yangada pada jiwa sebagai sesuatu yangberharga menjadi landasan dalammenentukan perbuatan baik-buruk benar-salah atau yang biasa disebut dengan moralKirschenbaum,1995. Terlebih pada eramodernisasi dan globalisasi dewasa teknologi dan komunikasi massa,selain memberikan dampak positif jugatelah membawa dampak negatif yang tidaksedikit, seperti konsumerisme,individualisme, hedonisme danwesternisasi yang dapat merusak moralkarakter kebangsaan sekaligus mengikissemangat nasionalisme di PENELITIANMetode penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah metodedeskriprif untuk menggambarkan secarafaktual suatu fenomena atau realitas yangterjadi Noor, 2010. Populasi dalampenelitian ini adalah mahasiswaUniversitas Negeri Medan yang sedangmelaksanakan perkuliahanKewarganegaraan sebagai salah satu MataKuliah Pengembangan Kepribadian MKPK 2015/2016 yang berjumlah 1200 orangUPT MKU UNIMED 2015. Sampel diambildengan random sampling Arikunto, 2002dan ditetapkan sebesar 10 %. Dengandemikian sampel dalam penelitian iniberjumlah 120 orang mahasiswa. Teknikpengumpulan menggunakan tes kognitif,skala sikap Edward, 1957 dan gejalakontinum. Sedangkan teknik analisis datamenggunakan analisis kecenderungan dananalisis korelasi yang diuji denganmenggunakan korelasi pearson berbantuansoftware SPSS for windows pada kolomanalyze pada taraf keberartian 1%Nurosis, 1986.HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil olah data berkaitandengan pemahaman mahasiswa dalammenguasai konsepsi wawasan nusantara,menunjukkan bahwa kecenderunganpemahaman mahasiswa secara umumberada pada tingkat sedang yakni 40,84 %,disusul kemudian tingkat rendah 31,67 %dan tingkat tinggi hanya 27,49 %.Tabel 1. Kecenderungan PemahamanKonsepsi Wawasan NusantaraSedangkan hasil olah data berkaitandengan kriteria kecenderungan sikapnasionalisme mahasiswa, menunjukkanbahwa kecenderungan sikap nasionalismemahasiswa secara umum berada padatingkat sedang yakni 38,34 %, disusulkemudian tingkat tinggi 31,66 % dantingkat rendah 30,00 %.Tabel 2. Kecenderungan SikapNasionalisme Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 1 2017 24-3329Berbeda dengan dua kriteriakecenderungan sebelumnya yang beradapada tingkat sedang, maka kriteriakecenderungan karakter kebangsaanmahasiswa secara umum berada padatingkat rendah yakni 45,83 %, disusultingkat tinggi 27,50 % dan tingkat sedang26,67 %.Tabel 3. Kecenderungan KarakterKebangsaanDalam penelitian ini, selain dilakukananalisis kecenderungan juga dilakukananalisis korelasi untuk melihat bagaimanahubungan pemahaman konsepsi wawasannusantara dengan sikap hasil uji korelasi pearsondengan menggunakan SPSS, muncul hasilpenelitian sebagai berikut**. Correlation is significant at the 2-tailed.Dari hasil perhitungan di atas,diperoleh data bahwa rhitung = 0,853. Hal inimenunjukkan bahwa pemahamanmahasiswa mengenai konsepsi wawasannusantara memiliki korelasi yang kuatdengan sikap nasionalisme. Dengandemikian hipotesis yang berbunyi terdapatkorelasi antara tingkat pemahamankonsepsi wawasan nusantara dengan sikapnasionalisme mahasiswa, dapat korelasi yang keduadilakukan untuk melihat bagaimanahubungan pemahaman konsepsi wawasannusantara dengan karakter hasil uji korelasi pearsonmenggunakan SPSS, muncul hasilpenelitian sebagai berikut**. Correlation is significant at the 2-tailed.Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh data bahwa rhitung = 0, ini menunjukkan bahwa pemahamanmahasiswa mengenai konsepsi wawasannusantara memiliki korelasi yang sedangdengan karakter kebangsaan. Dengandemikian hipotesis yang berbunyi terdapatkorelasi antara tingkat pemahamankonsepsi wawasan nusantara dengankarakter kebangsaan mahasiswa, dapatditerima. Deny Setiawan, Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara terhadap Sikap Nasionalisme30Hasil dalam penelitian ini,menunjukkan bahwa tingkat pemahamanmahasiswa mengenai konsepsi wawasannusantara memiliki korelasi yang kuatdengan sikap nasionalisme. Dalam hal iniMar’at 1984 19, menjelaskan “sikapdipandang sebagai perangkat reaksi-reaksiafektif terhadap obyek tertentuberdasarkan hasil penalaran, pemahamandan penghayatan individu’. Ini berarti,pemahaman dapat mempengaruhi sikapseseorang terhadap obyek tertentu,sehingga apabila seseorang memahamidengan benar suatu obyek, maka sikapnyacenderung positif terhadap suatu halnya dengan pemahamanmahasiswa mengenai konsepsi wawasannusantara sebagai konsepsi politik yangdijadikan sebagai wawasan dalampenyelenggaraan pembangunan nasionalyang bersumber pada Pancasila dan UUDNRI Tahun 1945. Pemahaman mahasiswaterhadap konsepsi tersebut secara benar,maka sikapnya cenderung positif ke arahsikap nasionalisme. Bahkan jika tilik isikandungan konsepsi wawasan nusantara,sebenarnya juga menuntut pemahamandari mahasiswa untuk memahamikonsepsi tersebut sebagai cara pandangdan sikap bangsa Indonesia mengenai diridan lingkungannya dengan mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa sertakesatuan wilayah dalam penyelenggaraankehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara yang mencakup 1 perwujudankepulauan nusantara sebagai satu-kesatuanpolitik; 2 perwujudan kepulauannusantara sebagai satu-kesatuan ekonomi;3 perwujudan kepulauan nusantarasebagai satu-kesatuan sosial-budaya; dan4 perwujudan kepulauan nusantarasebagai satu-kesatuan pertahanan-keamanan Lamhanas, 1994. Substansimateri konsepsi ini, menuntut mahasiswauntuk dapat memahami konsepsi wawasannusantara tidak saja secara verbalistiksemata, tetapi menuntut mahasiswa untukdapat berfikir secara nalar berfikir tingkattinggi.Data ini menjadi satu temuan,perlunya rancangan pembelajaran yangefektif dalam pembelajaran PendidikanKewarganegaraan, khususnya dalampenyampaian materi wawasan apapun penguasaan dosenterhadap materi wawasan nusantara,namun jika terjebak dalam pembelajaranyang verbalistik, tidak akan memberikankontribusi yang berarti kepada mahasiswadalam memahami konsepsi wawasannusantara sebagai konsepsi politik dalampelaksanaan karena itu, pembelajarankontekstual contextual learning dapatmenjadi salah satu alternatif melaluimodel-model pembelajaran yang materi konsepsi wawasannusantara dengan mengangkat kasus-kasusfaktual dapat menjadi stimulus bagimahasiswa dalam memahami konsepsiWawasan Nusantara dan merangsangmahasiswa untuk menunjukkan perilakusikap nasionalismenya. Hasil penelitian inididukung oleh temuan Supranoto 2016yang menunjukkan pembelajarankontekstual lebih baik dari pembelajarankonvensional, karena memberikankontribusi terhadap peningkatankemampuan peserta didik dalammemahami materi. Begitupun dengantemuan Brist 2012, yang menunjukkanpembelajaran kontekstual memberikankontribusi terhadap pembentukan sikapdan kepercayaan diri serta peningkatanprestasi diri peserta didik. Ditambahkanoleh Sylker dan Kiyoshi 2014,pembelajaran kontekstual jugamemberikan kontribusi terhadap Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 1 2017 24-3331pengembangan pengetahuan danpengalaman belajar peserta hasil olah data berikutnya,menunjukkan bahwa pemahamanmahasiswa mengenai konsepsi wawasannusantara memiliki korelasi yang sedangdengan karakter kebangsaan. Dalam hal iniLickona 1991, menjelaskan bahwapembelajaran karakter pada hakekatnyaadalah pembelajaran moral. Artinya, bahwapenyajian materi konsepsi wawasannusantara hendaknya tidak saja menyentuhranah moral knowing yang akan mengisiranah kognitif, tetapi juga dapatmenyentuh kesadaran moral moralawareness dan moral feeling sebagaipenguatan aspek afektif peserta didikuntuk menjadi manusia ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan olehpeserta didik, yaitu kesadaran akan jati diriconscience, percaya diri self esteem,kepekaan terhadap derita orang lainemphaty, cinta kebenaran loving thegood, pengendalian diri self control,kerendahan hati humility. Moral actionmerupakan perbuatan atau tindakan moralyang merupakan hasil outcome dari duakomponen karakter lainnya. Untukmemahami apa yang mendorong seseorangdalam perbuatan yang baik act morallymaka harus dilihat tiga aspek lain darikarakter yaitu kompetensi competence,keinginan will, dan kebiasaan habit.Pandangan Thomas Lickona di atas,pada hakekatnya sama, bahwa pendidikankarakter sebagai pendidikan moral dalampenerapannya harus menyentuh pada tigadimensi secara utuh, yakni kognitif, afektifdan psikomotorik. Dijelaskan oleh Buchori2007, bahwa pengembangan karakterseharusnya membawa anak ke pengenalannilai secara kognitif, penghayatan nilaisecara afektif, akhirnya ke pengamalannilai secara nyata. Untuk sampai ke praksis,ada satu peristiwa batin yang amat pentingyang harus terjadi dalam diri anak, yaitumunculnya keinginan yang sangat kuattekad untuk mengamalkan ini disebut conatio, dan langkahuntuk membimbing anak membulatkantekad ini disebut langkah karakter mestinya mengikutilangkah-langkah yang sistematis, dimulaidari pengenalan nilai secara kognitif,langkah memahami dan menghayati nilaisecara afektif, dan langkah pembentukantekad secara demikian pendidikanmembangun karakter secara implisitmengandung arti membangun sifat ataupola perilaku yang didasari atau berkaitandengan dimensi moral yang positif atauyang baik, bukan yang negatif atau yangburuk. Karakter atau watak adalah ekspresidari keseluruhan nilai-nilai yang seseorang merupakan ekspresidari suatu moralitas Kirschenbaum, 1995.Pembentukan karakter bukanlah hal yangmudah. Karakter dibangun dari berbagaiaspek yang mendukungnya dan melaluiproses yang berkelanjutan serta komitmenyang kuat. Dengan demikian, pembentukankarakter perlu waktu panjang, dari masakanak-kanak sampai usia dewasa ketikaseseorang mampu mengambil keputusanmengenai dirinya penelitian ini juga menunjukanperlunya penerapan strategi inovatif dalampembelajaran PendidikanKewarganegaraan, khususnya dalampenyajian materi wawasan nusantarasecara faktual melalui pembelajarankontekstual yang dapat memberikankontribusi terhadap pembentukan sikapnasionalisme dan karakter kebangsaan bagimahasiswa sebagai generasi penerusbangsa. Deny Setiawan, Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara terhadap Sikap Nasionalisme32KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian, dapatdiambil beberapa kesimpulan akecenderungan pemahaman mahasiswaterhadap konsepsi wawasan nusantarasecara umum berada pada tingkat sedangyakni 40,84 %, disusul kemudian dengantingkat pemahaman yang rendah 31,67 %dan tingkat tinggi hanya 27,49 %; bkecenderungan sikap nasionalismemahasiswa secara umum berada padatingkat sedang yakni 38,34 %, disusulkemudian dengan sikap nasionalisme yangberada pada tingkat tinggi 31,66 % dantingkat rendah 30,00 %; c kecenderungankarakter kebangsaan mahasiswa secaraumum berada pada tingkat rendah yakni45,83 %, disusul kemudian dengankarakter kebangsaan yang berada padatingkat tinggi 27,50 % dan tingkat sedang26,67 %; d pemahaman mahasiswamengenai konsepsi wawasan nusantaramemiliki korelasi yang kuat dengan sikapnasionalisme dengan rhitung sebesar 0, ini menunjukkan, hipotesis yangberbunyi terdapat korelasi antarapemahaman konsepsi wawasan nusantaradengan sikap nasionalisme mahasiswa,dapat diterima; e pemahamanmahasiswa mengenai konsepsi wawasannusantara memiliki korelasi yang sedangdengan karakter kebangsaan dengan rhitungsebesar 0,683. Hal ini menunjukkan,hipotesis yang berbunyi terdapat korelasiantara pemahaman konsepsi wawasannusantara dengan karakter kebangsaanmahasiswa, dapat diterima. Data inimenjadi temuan, perlunya rancanganpembelajaran yang inovatif dalam matakuliah Kewarganegaraan, khususnya dalampenyampaian materi wawasan nusantaramelalui pembelajaran kontekstualcontextual learning. Penyajian materikonsepsi wawasan nusantara denganmengangkat kasus-kasus faktual dapatmenjadi stimulus bagi mahasiswa dalammemahami konsepsi wawasan nusantara,penginternalisasian nilai-nilai nasionalismedan karakter PUSTAKAAbdulgani, R. 1995. Pemantapan JiwaNasionalisme Menghadapi EraGlobalisasi dan Abad ke XXI, termuatdalam Siswono Yudohusodo, dkk.,Nasionalisme dalam Era Yayasan Widya S. 2002. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta 2012. The Effect of A ContextualApproach to Chemistry Instruction onStudents’ Attitudes, Confidence, andAchievement in Science. MontanaMontana State M. 2007. Character Building danPendidikan Kita. 1957. Technique of Attitude ScaleConstruction. New York Apleton-Century-Crofts Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Substansi Materi PendidikanKewarganegaraan. Jakarta KementerianP dan K Dirjen H. 1995. 100 Ways to EnhanceValues and Morality in Schools and YouthSettings. Massachusetts Allys & M. 1978. Hukum LautInternasional. Jakarta Badan PembinaanHukum Nasional 1994. Kewiraan untuk Dirjen Dikti Depdikbud dan Pustaka T. 1991. Educating for Character. NewYork Bantam 1984. Sikap Manusia Perubahan SertaPengukuranya. Jakarta Ghalia Indonesia. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 1 2017 24-3333Noor, J. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta 1986. SPSS/PC+ FORIMBPC/XT/AT/. Chicago. 2010. Pendidikan Budaya dan KarakterBangsa. Jakarta D. dan Fandi F. 2014. PendidikanKarakter Dalam PerspektifKewarganegaraan. Medan H. 2016. Pengaruh ContextualTeaching and Learning Teknik PraktekJual Beli Terhadap KemampuanMahasiswa Memahami Akuntansi ProdiPendidikan Ekonomi UM Metro. JurnalPromosi Jurnal Pendidikan Ekonomi UMMetro. Vol. 4. No. 2 Hlm. 1995. Persatuan Indonesia,Pancasila, Paham Kebangsaan, danIntegrasi Nasional termuat dalam AlexDinuth Penyunting, MenanggapiTantangan Masa Depan. Jakarta PustakaSinar 2009. Urgensi Pendidikan T. dan Kiyoshi, T. 2014. ContextualTeaching and Learning Using A CardGame Interface. International Journal ofAsia Digital Art and Design. Vol. 18. Vol. MKU UNIMED. 2015. Mata KuliahPengembangan Kepribadian. Medan UPTMKU dkk. 1982. Wawasan Surya S. 1995. Peningkatan SemangatKebangsaan dan Pelestarian BhinekaTunggal Ika termuat dalam SiswonoYudohusodo, dkk., NasionalismeIndonesia dalam Era Yayasan Widya Patria. ... Menurut Affan, 2016;Fibrianto & Bakhri, 2017;Setiawan, 2017; sikap nasionalisme adalah rasa Bangga yaitu bangga sebagai bangsa Indonesia, mencintai produk dalam negeri bangga pada budaya yang beraneka ragam, menghargai jasa para pahlawan dan mengutamanak kepentingan umum. anak bangsa. ...... Penanaman nilai-nilai nasionalis melalui Pembelajaran budaya lokal sasak dapat dilakukan dengan mengadaptasi dan menambahkanya dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dasar, dengan harapan dapat membentuk karakter anak bangsa yang cinta terhadap budaya lokal dan cinta terhadap budaya bangsa dan pada akhirnya akan menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme Kumbara & Anom, 2008;Ramdhani et al., 2019;Zubair, Ismail, & Alqadri, 2019. Aswasulasikin, Ibrahim, & Hadi, 2020;Faiziyah, 2017;Pawitro, 2011;Setiawan, 2017;Zaenal, 2020 Dari hasil penelitian diketemukan beberapa permasalahan dalam penumbuhan nilai karakter nasionalis, baik dari sisi sarana dan prasarana, pemahaman guru maupun dari sisi proses pembelajaran serta sumber daya belajarnya. Tidak hanya itu, guru juga merasa kesulitan dalam mendapatkan referensi yang berhubungan dengan materi atau sumber belajar mengenai budaya lokal sasak. ... Aswasulasikin AswasulasikinSri PujianiYul Alfian HadiPenelitian bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Nasionalis melalui Pembelajaran berbagai budaya lokal suku sasak yang ada di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat. Beberapa survey dari hasil penelitian menunjukan bahwa rasa nasionalisme generasi bangsa Indonesia sudah menurun diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan digilasasi yang membabibuta menguasai generasi bangsa tanpa terkendali. Disisi lain ancaman masuknya budaya-budaya dari barat yang berpotensi yang dipertontonkan oleh wisatawan mancanegara dan pengaruh tontonan yang tidak bisa dikendalikan akan mengerus rasa nasionalisme generasi bangsa Indonesia. Sekolah Dasar sebagai Garda terdepan dalam mengantisipasi lunturnya jiwa nasionalisme generasi bangsa perlu berjuang keras dalam menanamkan rasa Nasionalisme generasi bangsa melalui pembelajaran yang akan memperkuat nilai-nilai nasionalisme, salah satu diantaranya adalah dengan terus memperkenalkan budaya lokal agar tidak kalah dengan masuknya budaya-budaya barat yang sangat berpotensi merusak rasa nasionalisme... Sementara itu menurut Efendy dan Irmwaddah pendidikan karakter menjadi proses terbentuknya nilai budaya dan karakter kebangsaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti menjadi siswa atau masyarakat yang kreatif, produktif, religius, dan nasionalis Efendy & Irmwaddah, 2018. Lebih jauh Deny menegaskan menumbuhkan sikap nasionalis tentunya berdampak pada sikap mengutamakan kepentingan bangsa atau bersama diatas kepentingan pribadi atau sebagian kecil, memajukan harkat dan martabat bangsa Indonesia, menjaga integritas dan identitas bangsa, meningkatkan semangat nasionalisme, dan menumbuhkan atau membentuk karakter kebangsaan generasi muda Setiawan, 2017. ...Zihniatul UlyaRibahan RibahanLubna LubnaThe rapid technological advance does not rule out the possibility of eliminating the national character values in the young generation because trends, cultures and information spread very quickly, both from within and outside the country. To keep the young generation from being carried away by the negative impacts of technological advance, so the education is expected to be able to build the students’ national character through relevant learning, namely Islamic Religious Education PAI learning. The objectives of this research were to determine the stages, strategies, and challenges of national character building in Islamic Religious Education PAI learning at Public Junior High School SMPN 18 Mataram. The research type used was descriptive qualitative. Data collection techniques used observation, interviews, and documentation techniques. Data analysis used the data condensation, data display, and drawing conclusion or verification. The results of the research showed that 1 the stages carried out in national character building through Islamic Religious Education PAI learning at Public Junior High School SMPN 18 Mataram were inculcation, nurturing, developing, and stabilizing. Furthermore, 2 the strategies carried out were explanations, learning activities in the classroom, cultural development at school and learning activity centers, and extracurricular activities. 3 Meanwhile the challenges faced were the lack of facilities from school, association, social media, family environment, and community environment.... Aktivitas itu ditujukan semata-mata agar siswa mempunyai karakter ideal yang berdampak pada lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara, sebab terjadinya degradasi moral disebabkan kurangnya tanggungjawab, jiwa nasionalisme generasi bangsa saat ini Virdianti, 2014. Sikap nasionalisme menjadi pemicu masyarakat dalam mendahului kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongannya Setiawan, 2017. Sikap nasionalis merupakan salah satu bentuk pengejawentahan dari bentuk keimanan seseorang, yang baik yang beragama Hindu Budha, Kristen, Konghucu dan juga Islam. ...HendriIchwani Siti Utami Lili NurlailiWarga Negara Indonesia menjunjung tinggi adab atau akhlak menjadi suatu keniscayaan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah memperhatikan hal tersebut, karena berperan untuk membuat warga memiliki karakter. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis optimalisasi peran sekolah bagi penguatan pendidikan karakter. Sasaran penelitian yaitu peserta didik di SMPN 02 Ciseeng, desa Kuripan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi, penyajian, dan kesimpulan. Temuan penelitian menujukkan bahwa pertama, keteladan guru dan seluruh stakeholder sekolah mampu memberikan dampak positif pada karakter siswa. Kedua, lingkungan dan budaya sekolah yang baik berpotensi pada perkembangan karakter siswa. Ketiga, seluruh aktivitas sekolah yang dibuat melalui musyawarah mufakat yang bertujuan mendisiplikan karakter siswa yang ada. Jadi, penguatan pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dari budaya sekolah sebagai lembaga pendidikan yang menciptakan dan menekankan pada tingkat intelektual dan emosional siswa.... The collaborative model of strengthening character education in schools and universities is carried out in various learning activities such as curricular, co-curricular, extracurricular and noncurricular activities that are integrated into learning process activities associated with sociocultural and environmental values Agustang & Sahabuddin, 2020. Instilling character Regarding the strengthening of national character through geography learning with Indonesian geopolitics, contextual learning is practiced by raising factual problems as a stimulus for students in understanding the territorial conception of the archipelago, a stimulus in fostering an attitude of concern for the area where they live to increasing concern for the environment widespread, as well as willing and skilled in solving national problems as a form of embodiment of the values of his national character Setiawan, 2017a;2017b. Especially in the era of globalization which is full of changes and paradoxes, the development of national character becomes a necessity and a necessity. ...This study aims to develop the design of geography learning materials containing Indonesian geopolitics as a systemic program to strengthen national character in the Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, State University of Medan. The specific target to be achieved is the production of textbooks on geography learning materials containing Indonesian geopolitics. The research method used is the R&D method by following the Borg & Gall procedure. The research subjects involved lecturers in Political Geography courses; students as subjects for a limited group trial; and five experts for the validation of teaching materials. The instruments used were expert validation questionnaires, learning outcomes tests and observation sheets, which were analyzed using qualitative descriptive analysis to analyze information about various field conditions; quantitative descriptive analysis used to analyze the scores given by the expert; and statistical analysis assisted by STATCAL software. The results showed that the textbooks developed were valid and suitable for learning Political Geography, as well as contributing to the systemic program of strengthening national character in campus life by placing six pillars of character, namely citizenship, justice, honor, responsibility, caring, and being able to trust.... Hasil penelitian yang sama juga dijeslakan oleh penelitian Sofyan dan Sundawa 2015, penelitian menekankan pentingnya pendididkan kewarganegaraan dalam menjaga kesatuan kebangsaan dan nasionalisme mahasiswa. Penelitian oleh Setiawan 2017, secara kuantitatif memberikan penilaian terhadap wawasan kebangsaan dan nasionalisme mahasiswa, yang menyimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap wawasan kebangsaan mempunyai nilai yang sedang dan untuk memperkuat serta menstimulus pemahaman mahasiswa tentang wawasan kebangsaan. Penelitian ini mengusulkan perlunya pembelajaran yang kontekstual terkait materi wawasan kebangsaan dan integrasi. ...Hertanto HertantoArizka WarganegaraHandi MulyaningsihResearches conducted by the Indonesian Institute of Science LIPI and the Indonesian National Counter-Terrorism Agency BNPT have revealed that students in some of the major universities in Indonesia have become potentially radical. This study aims to a find out students' perceptions on social solidarity; b understand the student perceptions on national integration; c analyze the potential of being radical among the students. We conducted a qualitative survey to analyze the student’s perception of radicalism, social integration, and national integration. The study results show that first, the majority of informants have a positive perception toward social solidarity to their fellow citizens in the community who have a different social, cultural, religious, ethnicity and language background. Second, the majority of informants have a very positive perception of national integration. Third, there is no indication of increasing radical behavior among FISIP University of Lampung’s students.... In addition, the archipelago insight can be a view in realizing national resilience. Therefore, the insight of the archipelago is one of the factors in advancing development 8. ...Background Indonesia is one of the multicultural countries in the world. The diversity that exists in Indonesia is reflected in differences in race, ethnicity, culture, and religion. It is not surprising that Indonesia will face the threat of national disintegration due to differences. Therefore, Indonesia needs a concept in fostering diversity to create national resilience. Purpose This study aims to explore how the role of archipelago insights in shaping national geostrategy resilience. Method The method used in this research is literature review. The search for journals was carried out using the google scholar database with the keywords "archipelago insight" and "geostrategy" and "national resilience". Feasibility studies are assessed based on title, abstract, full text, and research methodology. Data analysis using narrative analysis based on research findings. Result insight into the archipelago can be used as a basis in shaping a national geostrategy. The perspective in the concept of archipelago insight by fostering the diversity in Indonesia can create unity and integrity to form national geostrategic resilience. Conclusion The concepts that exist in the archipelago perspective and national geostrategy can foster the diversity that exists in Indonesia. The creation of existing unity and integrity, understanding the perception of seeing differences, is not a threat to realizing national resilience in the Indonesian nation.... Salah satu perangkat pembelajaran tersebut adalah penilaian autentik authentic assessment yang berorientasi pada karakter Damanik & Setiawan, 2016;Setiawan, 2017;Najmina, 2018;Mustika, & Sahudra, 2018;Hariyani, 2018. Untuk mencapai nilai karakter, selain dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan, guru diharapkan dapat melakukan penilaian secara langsung atas ketercapaian nilai karakter tertentu pada diri siswa Majid, 2014 ...Deny SetiawanApiek GandamanaNurhairani NurhairaniReh Bungana Beru PACommunity service activities generally aim to develop character in developing the potential of students who have intelligence, personality and noble character. Through this activity to assist teachers in 104202 Bandar Setia Elementary School, Percut Sei District, Deli Serdang District in carrying out character-based authentic assessments. The model applied in the implementation of Community Service is carried out in several stages, namely First, the stage of preparation with activities, a conducting socialization to teachers; b carrying out observations and interviews; c determining the schedule of activities; and d preparing facilities and infrastructure. Second, the implementation phase through, a Focus Group Discussion FGD; b training and education for the preparation of authentic assessment instruments; and c assisting in the application of character-based authentic assessments. Third, the evaluation and reflection phase is an assessment of attitudes, skills and knowledge. Through this activity the teacher has character-based authentic assessment guidelines and the formation of the Teacher Working Group KKGWaal Mukhayun MukriWaspiah WaspiahThe Archipelagic Insight is one of the important things, not only in strengthening the national character but also in positioning various problems in the eyes of nationalism and Indonesianness. This study aims to analyze the role of archipelago insight in solving various national cultural conflicts. The method used in this study is a literature study, in which the author examines various theories and research results related to the archipelago's insight as a means of solving problems of national cultural conflict. This study finds and emphasizes that with the diversity of ethnicity, race, religion, belief and culture in Indonesia, various potential conflicts always arise. The heterogeneous character of the Indonesian nation becomes a conflict related to culture which is very likely to occur. In addition, in this study, the archipelago insight is considered capable of resolving various potential conflicts, including cultural conflicts, whether through the Pancasila philosophy approach, regional, socio-cultural, or historical Iqbal Setianto Fitrotun NiswahCovid-19 atau yang lebih dikenal Corona Virus Disease adalah virus yang menginfeksi system pernafasan yaitu paru-paru. Gejala penyakit ini akan muncul antara 2-14 hari setelah terinfeksi virus. Tanda serta gejala maupun keluhan yang sering dialami pada pasien adalah batuk, demam, sesak nafas, atau bahkan kehilangan indera penciuman. Hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia terjangkit wabah virus ini. Sampai saat ini, masih belum ada obat untuk Covid-19. Motivasi di balik ulasan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman daerah setempat akan pentingnya vaksinasi dimana penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil peneilitian dapat disimpulkan bahwa aspek kognitif tingkat pemahaman masrakat adalah sebesar 71,05% dan indikator yang paling menunjukkan pengaruh tingkat yang tinggi adalah pengetahuan tentang vaksin Covid-19 dimana hal ini menunjukkan tingkat pemahaman akan pentingnya vaksin sudahlah baik di masyarakat kelurahan Sidoklumpuk . Dari aspek afektif didapat hasil prosentase tingkat pemahaman sebesar 76% dan indikator yang memiliki pengaruh tinggi adalah kesadaran bahwa vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan terhadap orang yang terpapar covid-19 dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman akan pentingnya vaksin untuk mengurangi masyarakat yang terpapar di lingkungan kelurahan Sidoklumpuk sudah sangatlah baik, dan aspek konatif mendapatkan hasil sebesar 73,53% dan indikator yang memiliki pengaruh yang tinggi adalah sikap nyata berpatisipasi dalam program vaksinasi Covid-19 dimana hasil tersebut menunjukkan aksi nyata masyarakat Sidoklumpuk dalam mengikuti program vaksinasi sudah sangatlah baik. Kata Kunci Pemahaman masyarakat, covid-19, vaksinasi Aurellia Margaretha PramestyaraniNegara Kesatuan Republik Indonesia kaya akan sumber daya alam, suku, bahasa, adat istiadat, serta sejarah. Kekayaan dan keanekaragaman tersebut menjadi identitas nasional Indonesia yang harus dijaga keutuhannya agar bangsa Indonesia tetap eksis bahkan semakin eksis di mata dunia. Untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia diperlukan pemahaman akan Wawasan Nusantara Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman suku, ras, bahasa, agama, serta adat istiadat. Banyaknya keberagaman yang ada harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan. Warga Negara Indonesia juga harus menjaga persatuan dan kesatuannya untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan keberagaman suku, ras, bahasa, agama, dan adat istiadat maka diperlukan pemahaman akan Wawasan Nusantara. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungannya dengan tujuan menjaga kesatuan dan persatuan, serta keutuhan bangsa Indonesia. Dengan adanya pemahaman akan Wawasan Nusantara, bangsa Indonesia akan menjadi kuat dan semakin diakui oleh dunia, serta mampu menghadapi ancaman dari luar. Maka dari itu, penting bagi masyarakatnya untuk memahami Wawasan Nusantara, terutama bagi SupranotoTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh contextual teaching and learning CTL teknik praktek jual beli terhadap kemampuan memahami akuntansi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian True Experimental Design, bentuk Pretest-control Group Design. yang dilakukan pada mahasiswa semester genap, mata kuliah Telaah Ekonomi SMA pada materi akuntansi, pembahasan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang UM Metro. Analisis data menunjukkan rataan skor postes kemampuan memahami akuntansi mahasiswa untuk kelas eksperimen sebesar 71,80 dan kelas kontrol sebesar 66,26. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai Sig. 2-tailed yaitu 0,007 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga H0 ditolak. Hasil ini berarti kedua kelas memiliki kemampuan memahami akuntansi yang berbeda secara signifikan. Kemampuan memahami akuntansi mahasiswa yang mendapat pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL lebih tinggi dari pada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL terhadap memahami akuntansi L. EdwardsThis book is intended to assist those who wish to develop their own attitudes scales. After introducing the topic of attitude measurement, the method of paired comparisons is discussed together with the associated significance tests. In succeeding chapters, the methods of equal-appearing intervals, successive intervals, summated ratings, and scalogram analysis are described. A method for selecting an initial set of statements to meet the requirements of a Guttman scale, the scale-discrimination technique, and the H- and W-techniques for improving the scalability of a set of statements are considered in the final two chapters. Suggested readings, questions and problems are given at the end of each chapter. PsycINFO Database Record c 2012 APA, all rights reservedProsedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekS ArikuntoArikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Bina Effect of A Contextual Approach to Chemistry Instruction on Students' Attitudes, Confidence, and Achievement in ScienceA H BristBrist, 2012. The Effect of A Contextual Approach to Chemistry Instruction on Students' Attitudes, Confidence, and Achievement in Science. Montana Montana State Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth SettingsH KirschenbaumKirschenbaum, H. 1995. 100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings. Massachusetts Allys & untuk Mahasiswa. Jakarta Dirjen Dikti Depdikbud dan PTLamhanasLamhanas. 1994. Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta Dirjen Dikti Depdikbud dan PT. Gramedia Pustaka LickonaLickona, T. 1991. Educating for Character. New York Bantam Manusia Perubahan Serta PengukuranyaMarMar'at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuranya. Jakarta Ghalia Penelitian. Jakarta Kencana. NurosisJ NoorNoor, J. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta Kencana. Nurosis, 1986. SPSS/PC+ FOR IMBPC/XT/AT/. Chicago. Budaya dan Karakter BangsaPuskurPUSKUR. 2010. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta PUSKUR.
paradigmadan sikap terhadap fungsi dan peran sejumlah bahasa. Sikap bahasa pada dasarnya berhubungan dengan sikap pada umumnya. Sikap bahasa merupakan dorongan dari dalam diri individu yang berhubungan dengan proses motif, emosi, presepsi, dan kognisi yang mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya dalam objek bahasa. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendahuluan Perjuangan Pengembangan Wawasan Nusantara ini masih terus berjalan. Konsepsi atau wawasan nusantara ini antara lain telah dan akan mendukung kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia perlu dipertahankan diperjuangkan dengan gigih di dalam negeri atau di dunia Internasional. Namun demikian perlu disadari persatuan dan kesatuan yang merupakan titik sentral Wawasan Nusantara itu bukan merupakan wawasan satu-satunya isi dari wawasan masalah1. Apa itu Wawasan Nusantara?2. Apa pengertian Wawasan Nusantara menurut para ahli?3. Mengapa Wawasan Nusantara perlu ditingkatkan pemahamannya?4. Faktor apa saja yang memengaruhi memudarnya pemahaman wawasan nusantara?5. Bagaimana upaya yang harus dilakukan agar bisa terus mempertahankan wawasan nusantara?PembahasanApa itu Wawasan Nusantara?Wawasan nusantara adalah pandangan nasional bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat hidup negara bangsa Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia ini memengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa Indonesia menuju tujuannya. Selain sebagai cara pandang, Wawasan Nusantara menjadi landasan visional bangsa lain dari wawasan nusantara secara terminologi wawasan nusantara diartikan sebagai cara pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan strategik nya yang berubah menjadi dinamik dengan mempertimbangkan aspek cultural, histories, geografis, ruang hidup, idealisme, falsafah negara, konstitusi, aspirasi, identitas keberlangsungan hidup dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya dan daya Hasan Habib, wawasan nusantara ialah kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam. Sedangkan menurut Was Usman, Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang wawasan nusantara perlu ditingkatkan pemahamannya?Perlu ditingkatkan pemahamannya yakni guna mengubah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dengan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan yang mempengaruhi memudarnya pemahaman nusantara ialah dapat terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ialah penjelasannya a. Faktor internal Pertama, adanya egosintrisme yaitu sebuah pemahaman yang dibangun dari semangat lokal tanpa memperhatikan kepentingan bersama demi kepentingan bangsa dan negara. Pemahaman egosintrisme yang sering menjadi kebiasaan setiap etnis terutama bagi etnis yang menganggap sebagai etnis mayoritas terkadang hal ini menimbulkan hubungan antar etnis yang tidak berjalan harmonis, sehingga upaya dalam menciptakan wawasan kebangsaan kepada semua warga masyarakat Indonesia terganggu dengan sikap yang ditunjukkan oleh egosentrisme yang muncul pada etnis tertentu. Kedua, adanya sikap etnonasionalisme merupakan sikap yang menonjolkan etnis tertentu sebagai superioritas dalam seluruh etnis yang ada di wilayah Indonesia. Sehingga dengan sikap ini, etnis yang berada pada ibukota negara menganggap semua status kekuasaan hanya dapat dikuasai oleh orang-orang yang ada di Ibukota Negara. b. Faktor eksternal Pengaruh globalisasi, dalam era globalisasi di semua negara-negara berkembang tidak mampu lagi membendung pengaruh globalisasi karena hubungan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya yang ada di belahan dunia. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk memahami eksistensi negara Indonesia sebagai negara kepulauan dengan batas-batas wilayah sebagaimana yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda yang telah menyatukan wilayah laut Indonesia dengan tidak lagi memberi ruang pada kantong-kantong laut internasional yang berada di antara pulau-pulau Indonesia. Dengan mengenal wilayah laut setiap warga negara Indonesia akan tumbuh semangat nasionalisme untuk mencintai dan mempertahankan keutuhan wilayah negara Republik masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan RI dengan cara-cara melakukan aktivitas yang tidak mengancam integritas negara kesatuan RI. Pelembagaan pengenalan terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui pendidikan yang terbagi atas pendidikan formal dan pendidikan non permasalahan dalam kajian ini tentang upaya peningkatan pemahaman wawasan nusantara sebagai pemahaman dalam meningkatkan semangat nasionalisme bagi warga negara Indonesia dapat ditarik beberapa hal yang dianggap sangat penting diperhatikan sbb Pertama, bahwa pengertian Wawasan Nusantara itu mencangkul hal yang luas sebagaimana dijelaskan di atas menurut terminologi dan beberapa ahli. Kedua, pentingnya mengenai pemahaman Wawasan Nusantara demi bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera kedepannya. Ketiga faktor yang memengaruhi terbagi menjadi eksternal dan internal. Dan untuk yang terakhir keempat, bahwasanya upaya yang dilakukan itu perlunya partisipasi masyarakat untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan PustakaModul BMP MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Implementasiwawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang Pencipta.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Segala macam tantangan dan persoalan kini tengah kita hadapi. Era global membawa perubahan bagi bangsa Indonesia yang ditandai dengan rapuhnya pilar-pilar kehidupan berbangsa, berkurangnya nilai-nilai dasar dalam berkomitmen, dan terjadi kelemahan kewibawaan hukum. Hal itu nampak jelas dari minimnya moral aparat penegak hukum, merajalelanya korupsi di kalangan para petinggi, merebaknya kemiskinan, potensi disintegrasi yang meningkat, distorsi nasionalisme, bahkan terjadi degradasi moral serta karakter pada kalangan penerus bangsa yang mengancam keutuhan negara kita tercinta Abdulgani, 1995. Tak hanya itu, meluasnya demokrasi liberalisme akibat perkembangan globalisasi pun turu menjadi tantangan bagi negara kita. Tantangan tersebut sudah merembah dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik bahkan pertahanan dan keamanan yang berakibatkan pada krisis multidimensi. Akibatnya terjadi tarik ulur serta ketegangan antara kekuatan nilai kearifan lokal dengan nilai global. Fakta-fakta tersebut membutuhkan upaya berupa pembinaan dan pengembangan nilai nasionalisme dan nilai karakter bangsa bagi para akademisi Suyanto, 2009 Puskur, 2010. Ditetapkannya UU RI No. 12 Tahun 2012 mengenai kurikulum nasional pada perguruan tinggi yang mewajibkan memuat mata kuliah Pancasila, kewarganegaraan, pendidikan agama, dan bahasa Indonesia dilakukan sebagai media untuk membina para mahasiswa untuk simpati terhadap keutuhan serta eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Realisasi tersebut yaitu dengan adanya materi wawasan nusantara dalam materi pendidikan Pancasila yang telah ditetapkan Kemendibkud 2013.Pengertian Wawasan NusantaraWawasan Nusantara memiliki pengertian yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang jati diri serta lingkungan yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD NRI 1945. Menurut Suhady dan Sinaga 2006 wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk meraih tujuan nasional meliputi perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan dari aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan serta keamanan. Sedangkan menurut Prof. Muladi wawasan kebangsaan atau wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan yang memprioritaskan kesatuan serta persatuan wilayah dalam kehidupan bermasrayakat, berbangsa, serta bernegara. Pengertian tersebut mencerminkan bahwa wawasan nusantara tidak semata sebagai konsep yang menekan pada peningkatan kekuatan pertahanan keamanan tetapi sebagai petunjuk operasional utama dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Wawasan nusantara juga merupakan faktor integrasi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan negara Indonesia. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Nasionalismeyang tinggi di segala bidang kehidupan demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan wawasan nusantara. 2.1.5 Latar Belakang Filosofi Wawasan Nusantara A. Pemikiran berdasarkan Falsafah ArticlePDF AvailableAbstractTantangan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di zaman sekarang ini setidaknya harus dapat dihadapi dengan pemahaman mengenai wawasan nusantara yang memadai sehingga rasa nasionalisme dapat terwujud dengan baik. Pemahaman mengenai wawasan nusantara menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme warga negara Indonesia sebagai dasar untuk menjaga persatuan Indonesia dan keutuhan NKRI. Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana wawasan nusantara sebagai upaya membangun rasa dan sikap nasionalisme warga negara. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang mengulas dan membahas artikel-artikel penelitian sebelumnya mengenai bagaimana wawasan nusantara diperlukan sebagai upaya untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme setiap warga negara. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa pemahaman wawasan nusantara mempunyai peran yang strategis dalam membangkitkan jiwa nasionalisme terhadap warga negara di tengah-tengah era globalisasi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 59 JGC X 2 2021 JURNAL GLOBAL CITIZEN JURNAL ILMIAH KAJIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Diterima 14-07-2021, Disetujui 23-09-2021, Dipublikasikan 1-12-2021 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN RASA DAN SIKAP NASIONALISME WARGA NEGARA SEBUAH TINJAUAN LITERATUR Lilis Dewi Ratih, Fatma Ulfatun Najicha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Email Lilisdewiratih123 Fatmanajicha_law ABSTRAK Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di zaman sekarang ini setidaknya harus dapat dihadapi dengan pemahaman mengenai wawasan nusantara yang memadai sehingga rasa nasionalisme dapat terwujud dengan baik. Pemahaman mengenai wawasan nusantara menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme warga negara Indonesia sebagai dasar untuk menjaga persatuan Indonesia dan keutuhan NKRI. Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana wawasan nusantara sebagai upaya membangun rasa dan sikap nasionalisme warga negara. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang mengulas dan membahas artikel-artikel penelitian sebelumnya mengenai bagaimana wawasan nusantara diperlukan sebagai upaya untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme setiap warga negara. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa pemahaman wawasan nusantara mempunyai peran yang strategis dalam membangkitkan jiwa nasionalisme terhadap warga negara di tengah-tengah era globalisasi. Kata kunci wawasan kebangsaan, nasionalisme, warga negara ABSTRACT The challeges and threats faced by the Indonesian nation in this day and age must at least be faced with an adequate understanding of the archipelago so that a sense of nationalism can be realized properly. Understanding the archipelag insight is one of the efforts that can be done to build a sense and attitude of nationalism of Indonesian citizens as the basis for maintaining Indonesian unity and the integrity of the Unitary Republic of Indonesia. The purpose of writing this article is to find out how the insight of the archipelago as an effort to build a sense and attitude of citizens nationalis. This research is a literature study that reviews and discusses previous research articles on how insight into the archipelago is needed as an effort to build a sense and attitude of nationalism for every citizen. Based on the results of the discussion, it shows that understanding the archipelago has a strategis role in awakening the spirit of nationalism to citizens in the midst of the era of globalization. Keywords Archipelago insight, nationalism, citizen 60 PENDAHULUAN Di era dewasa ini yang sangat erat kaitannya dengan globalisasi dan juga banyak perubahan yang sangat dinamis di berbagai bidang kehidupan, bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai persoalan dan tantangan yang hadir baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Permasalahan yang ada secara internal diantaranya adalah semakin memudarnya pilar-pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berhubungan dengan turunnya komitmen terhadap Xnilai-nilai dasar kehidupan dan norma-norma yang sudah lalu dijadikan sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rendahnya komitmen tersebut salah satunya dapat terlihat dari semakin lemahnya XkewibawaanXhukum akibat rendahnya moralitas paraxpenegak hukum, meningkatnya angka kemiskinan, meningkatnya kriminalitas, meningkatnya potensi disintegrasi bangsa karena ikatan primodialismex etnis dan xkeagamaan yang menguat hingga degradasiXmoral dan karakterXdi kalangan anakxbangsa Abdulgani, 1995 yang semakin mengancamXkeutuhan dan kedaulatan NegaraxKesatuanxRepublikxIndonesia Tantangan dan ancaman yang datang dari bangsa luar pun tidak kalah dengan tantangan dan ancaman yang berasal dari bangsa sendiri, terutama dengan adanya tantangan globalisasi yang dapat menyebabkan semakin meluasnya sistem demokrasixliberal yang terjadi pada berbagaix sendi kehidupanxbaik di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan juga keamanan dan pertahanan yang dapat menghadirkan krisisXmulti-dimensional. Hampir seluruh ancaman danXtantangan telah menyebabkan ketegangan dan tarik menarik xkekuatan antara nilai-nilaixkearifan lokal denganXnilai-nilai Berdasarkan kenyataan yang terjadi seperti yang dinyatakan di atas, hal itu menjadiXXdasar pemikiran dari para akademisi untuk mengajakXrevitalisasi membangun karakter kebangsaan melalui suatu wadah pendidikan sebagai bagian dari upaya membina dan mengembangkan nilai-nilaixkebangsaan danxkarakter kebangsaan Puskur, 2010 Suyatno, 2009. Pada lingkupppendidikan tingkatXtinggi, telah ditetapkan UU RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yangXsecara langsung menyebutkanXbahwaXkurikulum nasional setiap perguruan tinggi mewajibkan agar memuat mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, Agama dan Bahasa Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan saat ini menjadi sangat penting di tengah kondisi kehidupan bangsa Indonesia tanpa bermaksud mengacuhkan urgensi tiga mata kuliahXwajib lainnya. Untuk dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman sekarang ini, perlu adanya pengembangan lebih lanjut mengenaiXsubstansiXkajian yang dapat memungkinkanx pelaksanaan perkuliahan PendidikanxKewarganegaran di perguruan tinggi berjalanXefektif dan sesuai dengan tujuan dan fungsinya sebagai sarana pembinaanXmahasiswaXsebagai generasi penerus bangsa yang sadar dan peduli denganMkeutuhan dan keberlangsungan kehidupan bangsaXdanXnegara Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan ini, Kementerian PendidikanMdan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013, dalam substansi materi Pendidikan Kewarganegaraan tetap mengadakan materi WawasanXnusantaraXsebagai salah satu topik yang diharapkan dapat memperkokoh kesadaran mahasiswa akan pentingnya persatuan IndonesiaxdanxkeutuhanxNKRI. Pemahaman mengenaiXwawasan nusantaraxmenjadixsalahxsatu upaya yang bisaxdilakukanxuntuk membangun rasa dan sikapXnasionalisme di kalangsaXbangsa IndonesiaXsebagaiXdasarXuntuk menjaga persatuan Indonesia dan keutuhan NKRI. Pemahaman wawasan nusantara dapat diberikan kepadaXwargaXnegara melalui berbagaixcara, salah satunya adalah melalui pendidikan. melalui pendidikan, pemahaman tentang wawasan nusantara dan sikap nasionalisme berusaha diwujudkan dan diimplementasikan. Upaya tersebut dimanifestasikan ke dalam tujuan pendidikan nasional. Hal ini terbukti dengan tujuanxpendidikan yang juga harus dilandasi denganxxjiwaxxPancasilaxxdan Undang-Undang Dasar yang 61 termuatXdixdalamUndang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan siap terhadap tuntutan perubahan aman”. Selain itu, wawasan nusantara sebagai konsepsi juga dirumuskan sebagai salahX satu upaya dalam rangka menumbuhkan dan membentuk karakter kebangsaan generasi muda. Setiawan & Setiawan 2014 memaknai karakter sebagai caraxberpikir dan berperilaku yang unik tiapXindividu untuk hidup berkerja sama, baikx dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat mengambil keputusan dan siap bertanggungjawab setiapxxakibat dari keputusan yang diambilnya. Melalui pendidikan formal, mahasiswa telah mengenalx Indonesia dengan konsepsi wawasan nusantaranya. Akan tetapi yang lebih penting dalam hal ini adalah bagaimana nilai-nilai nasionalisme dan semangat kebangsaan yang terkandung dalam konsepsi tersebut dapat menginternalisasi ke dalam jiwa setiap warga negara dan mengimplementasikan ke kehidupannya dalam jiwa dideskripsikan sebagaixsesuatu yang berharga menjadi landasan dalam menentukan perbuatanxbaik-buruk, benar-salah atau yang sering disebutXdengan moral Kirschenbaum, 1995. Terlebih pada eraXdewasaxini, wawasan nusantara sangat diperlukan dalam rangka menghadapi ancaman dan tantangan sebagai pengaruh dari adanya modernisasi dan globalisasi yang tidakXhanya memberikan pengaruh positif, tetapi juga memberi pengaruh yang negatif seperti individualisme, hedonisme, konsumerisme dan westernisasi yang dapat menyebabkan degradasi moral dan mengikis rasa nasionalisme. METODE Penelitiansinismerupakan penelitian studixxliteratur yang mengulas dan membahas artikel-artikel penelitian sebelumnya mengenai bagaimana Wawasan nusantara dapat membangun dan memperkokoh rasa nasionalisme warga negara. Artikel ini akan lebih berpusat untuk mendiskusikan hasil-hasil penelitian yang terdahulu terkait dengan upaya membangun rasa dan sikap nasionalisme setiap warga negara melalui pembelajaran Wawasan nusantara untuk mewujudkan warga negara yang mencintai tanah airnya dan nilai-nilai dan budaya yang ada di tanah air atau bangsa serta dengan sukarela menjaga persatuan Indonesia dan keutuhan NKRI. Adapun teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan dokumentasi seperti berupa buku-buku atauxe-book dan artikel-artikelxyangxrelevan. HASIL Wawasan nusantara merupakan sudutxpandangxsuatuxbangsa mengenai diri danxlingkungannya yang dijabarkan dari dasarxfalsafah danxsejarah bangsa itu sesuaixxdengan kondisi keberadaanxdan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuanxatauxcita-citaxnasionalnya. Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN menyatakan bahwa WawasanxxNusantaraXmerupakan wawasanXnasionalXyangXbersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah caraXpandang dan sikapxbangsa Indonesia tentang dirixdan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsaxsertaXkesatuanXwilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuansbangsa. Menurut M. Panggabean 1979 349xWawasanxNusantara adalah doktrin politik bangsa Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi, teknologi dan kemungkinanxstrategikxyangxtersedia Dapat 62 dikatakan pulaXbahwaXWawasan Nusantara merupakan geopolitik Indonesia. Secara intern nilai yangXterkandung di dalam wawasan nusantara telah diintegrasikan ke dalam lima aspek diantaranya yaitu kesatuan wilayah, kesatuan bangsa,xXkesatuan ekonomi, kesatuansbudaya, dan kesatuan pertahanan. Dengan kelima aspek yang telah terintegrasi tersebut nantinya diharapkan secara bersama-sama dapat memberikan dan memperjelas pemahaman mengenai wawasan nusantara lebih lanjut lagi dengan melihat semua aspek tersebut sehingga memperkokoh rasa persatuan dan rasa cinta tanah air. Sementara secara ekstern nilai integrasi diupayakan dengan turut serta mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Indonesia adalah bangsa dengan masyarakat yang multikultural dan majemuk. Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang hidup dalam suatu tempat denganxberbagaiikebudayaaniyang berbeda. Masyarakat multikultural biasanya menganut paham multikulturalisme, yaitu anggapan bahwa setiap budaya memiliki kedudukan yang sama derajatnya dan kelebihannya tersendiri tanpa menganggap rendah selain budayanya sendiri. Bangsa IndonesiaIdalam membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu mengutamakan persatuan danXkesatuan. Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuanx dalam kebhinekaan tersebut merupakan caraipandangibangsa Indonesia tentang identitas diri dan lingkungannya yang dikenal dengan istilahXWawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia dan dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan nusantara yang merupakan pedoman jiwa nasionalisme ini memiliki dua tujuanxutama, yaituxtujuan nasional dan tujuan ke dalam. Berdasarkan Pembukaan Iuud 1945, wawasan nusantara memiliki tujuaninasional untukimelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahxxIndonesia. Dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sementara tujuan ke dalam memiliki tujuan untuk mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial. Indonesia menjunjung tinggi kepentingan masyarakat, kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat seluruh manusiaidiidunia. Adapun faktorxyang memengaruhi wawasan nusantara diantaranya adalah faktor wilayah yang meliputi asas kepulauan, kepulauan Indonesia, konsep tentang wilayah lautan dan karakteristik wilayah nusantara. FaktorXyangXkedua adalah faktor geologi danXgeostrategi. Geopolitik menjelaskan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Sedangkan ,geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu bagaimanaxmencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan politik. Kemudian, faktor ketiga yang memengaruhi wawasan nusantara adalah faktor perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya. Filsuf Prancis,Xernest Renan, memberi pernyataan bahwa nasionalisme adalah suatu kesadaran untukXbersatu tanpa adanya dorongan atau paksaan yang dituntut oleh obsesi untuk mewujudkan kepentingan yangxluhur, yang pada akhirnya menciptakanxsebuahXidentitas nasionnal atau identitas sebuah bangsa. John Stuart Millxxdalam Hosbawn, 1992 seorang ahli tata negara, merumuskan bangsa sebagai keinginan dari anggota anggotaxnasionalitasXuntuk berada di bawah pemerintahan yang sama dan pemerintahan yangXXdidirikanxxitu hendaklah berasal dari mereka sendiri atau sebagian dari mereka secara eksklusif. Dalam KamusXBesar Bahasa IndonesiaDepdikbud,1997, Nasionalisme didefinisikan sebagai kesadaranx keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual secara bersama-sama untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan. 63 BerbagaiXpengertian nasionalisme yang diungkapkan oleh para-ahli yang pada intinya mengarah pada suatu konsep mengenai jatiXdiri kebangsaan yang memiliki fungsi dalam penetapan identitas individu di antara seluruh masyarakat dunia. Nasionalisme Indonesia menggambarkan ikatanxxbudaya yang menyatukan dan mengikat rakyat Indonesia yang majemuk menjadi satu0bangsa0dalam ikatan-negara-bangsa. Jiwa nasionalisme akan tumbuh danxberkembang di suatu lingkungan masyarakat itu berada terlebih jika ada ancaman yang dianggap dapat menganggu dan mengancamXdirinya. Jiwaxnasionalisme ini mulai hadir saat manusia hidup secara bersama-sama yang mendiami suatuxdaerah dan wilayahxtertentu dan hidup secara tidak nomaden. Kemudian ketika ada ancaman yang berasal dari luar yang dirasa membahayakan mereka lalu mulai tumbuhlah semangat nasionalisme itu yang dilakukan untuk mempertahankan diri dari segala ancaman marabahaya. Untuk menjunjung tinggi jiwa nasionalisme Indonesia, wawasan nusantara dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara dengan menjadikan Panacasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal itu dapat dicerminkan seperti dengan nilai religius, kekeluargaan atau kekerabatan, bersikap saling menghargai dan saling toleransi dengan semua orang tanpa pandang bulu. Di samping itu, wawasan nusantara juga dapat diimplementasikan dengan membela bangsa Indonesia, mengenalkan dan membawa citra yang baik bangsa Indonesia ke dunia luar, dan selalu mementingkan kepentingan umum terlebih dahulu di atas kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Wawasan nusantara memiliki fungsi sebagai pedoman, motivasi, dan dorongan dalam menentukan segala keputusan, kebijaksanaan, tindakan dan perbuatan bagi para penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan nusantara memiliki tujuan untuk dapat mewujudkan jiwa nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan masyarakat Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalamxxmenentukan kemajuan suatu bangsa karena melalui pendidikan dapat membuat masyarakat atau warga negara menjadi berpikir lebih maju dan kritis, bermoral, dan mampu untuk berkompetisi dengan negara lain Najicha, 2017. Pada hakikatnya wawasanxxnusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara pandangXyangXselalu utuh dan bersifat menyeluruh dalamxlingkupinusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut mengimpilkasikan bahwa setiap warga negaraXXharusXXberpikir,Xbersikap, dan bertindakisecara utuh dan menyeluruhidemi kepentinganibangsa dan negara. KESIMPULAN WawasanXXnusantara merupakan sudut pandang suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya yang dijabarkanXdari dasarxfalsafah dan sejarahibangsa itu sesuai denganXkondisi keberadaan danXkondisi geografixnegaranyaiuntuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Faktor-faktor yang memengaruhi memudarnya pemahaman wawasan nusantara dan rasa nasionalisme adalahidisebabkan baik faktor internal maupun faktor eksternal dimana nasionalisme ini menurunxkarena adanya beberapa faktor yang menghambat untuk mewujudkan nasionalisme diantaranya karena penyelenggara negara dan masyarakat kurang memahami apa itu konsep kedaulatan negara kita sebagai negaraX kepulauan, adanya budaya egosentrisme, etnonasionalisme, dan pemahaman konsep untuk mengimpelementasikan otonomixxdaerah yang sempit yang memunculkanXsikap etnosentrisme pada masyarakat lokal. Penerapan ke masyarakat mengenai wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat dilakukan baik melaluiXpendidikan formal maupun pendidikan nonformal dengan mengenalkan 64 keberadaan negara kita sebagai Negara Kepulauan yang berdaulat sehingga kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia dapat menghadapi ancamanXdanxtantangan yangxdatang baik dari dalam maupun dari luar. DAFTAR PUSTAKA Abdulgani, R. 1995. Pemantapan Jiwa Nasionalisme dan Abad ke XXI Menghadapi Era Globalisasi, termuat dalam Siswono Yudohusodo, dkk., Nasionalisme dalam Era Globalisasi. Yayasan Widya Patria. Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kirschenbaum. 1995. 100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings. Allys & Bacon. Lukum, R. 2005. Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warga Negara Indonesia. Repository Universitas Negeri Gorontalo. Puskur. 2010. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. PUSKUR. Setiawan, D., & Setiawan, F. 2014. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Kewarganegaraa Larispa ed.. Suyatno. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter. Depdiknas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2013. Substansi Materi Pendidikan Kewarganegaraan. Kementerian P dan K Dirjen Dikti. Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998. Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 2. UU RI No. 12 Tahun 2012. 2012. UU RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Najicha, F. U. 2017. Aku Generasi Unggul Masa Depan, Generasi Muda Harapan Bangsa. diakses 13 Juni 2021. ... Wawasan nusantara merupakan sudut pandang suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan kondisi keberadaan dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya Ratih & Najicha, 2021. Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN menyatakan bahwa Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan bangsa. ...... Wawasan nusantara memiliki fungsi sebagai pedoman, motivasi, dan dorongan dalam menentukan segala keputusan, kebijaksanaan, tindakan dan perbuatan bagi para penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan nusantara memiliki tujuan untuk dapat mewujudkan jiwa nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan masyarakat Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau golongan tertentu Ratih & Najicha, 2021. Untuk menjunjung tinggi jiwa nasionalisme Indonesia, wawasan nusantara dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara dengan menjadikan Panacasila sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. ...... Hal itu dapat dicerminkan seperti dengan nilai religius, kekeluargaan atau kekerabatan, bersikap saling menghargai dan saling toleransi dengan semua orang tanpa pandang bulu. Di samping itu, wawasan nusantara juga dapat diimplementasikan dengan membela bangsa Indonesia, mengenalkan dan membawa citra yang baik bangsa Indonesia ke dunia luar, dan selalu mementingkan kepentingan umum terlebih dahulu di atas kepentingan pribadi atau golongan tertentu Ratih & Najicha, 2021. ...... Kecenderungan kehidupan masyarakat yang mengarah ke hal negatif seperti degradasi moral merupakan salah satu dampak dari globalisasi Wibowo, Kesya Afgrinadika Najicha, 2022. Pendapat lain juga mengatakan bahwa Tantangan dan ancaman yang datang dari bangsa luar pun tidak kalah dengan tantangan dan ancaman yang berasal dari bangsa sendiri, terutama dengan adanya tantangan globalisasi yang dapat menyebabkan semakin meluasnya sistem demokrasixliberal yang terjadi pada berbagaix sendi kehidupanxbaik di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan juga keamanan dan pertahanan yang dapat menghadirkan krisis multi-dimensional Ratih & Najicha, 2021. Peran dari Pendidikan Kewarganegaraan atau dalam menghadapi era yang sudah-sudah menunjukan seberapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. ...Di era perkembangan zaman yang tidak terkendali berbagai persoalan bermuncul dari berbagai segi kehidupan. Tak terkecuali pada bidang persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya hal tersebut berbagai upaya harus dilakukan guna meningkatkan relevansi Pancasila sebagai landasan wawasan kebangsaan dan juga jati diri bangsa Indonesia yang harus terimplementasi dalam berbagai hal khususnya dalam bidang persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut dikarenakan Pancasila telah disepakati sebagai sumber dari segala sumber hukum yang pada akhirnya akan menciptakan asumsi bahwa Pancasila merupakan hukum yang sempurna yang dapat mencakup berbagai aspek Pratama & Najicha, 2022. Dalam kaitannya dengan kemajuan perkembangan zaman, keberadaan Pancasila sangat erat kaitannya dengan globalisasai karena dua hal tersebut merupakan hal yang saling berkesinambungan. Semakin berkembangnya zaman, tatanan hidup dunia mengalami perubahan yang secara langsung juga mempengaruhi tatanan hidup suatu negara. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan masyarakat. Kecenderungan kehidupan masyarakat yang mengarah ke hal negatif seperti degradasi moral merupakan salah satu dampak dari globalisasi Wibowo, Kesya Afgrinadika Najicha, 2022. Pendapat lain juga mengatakan bahwa Tantangan dan ancaman yang datang dari bangsa luar pun tidak kalah dengan tantangan dan ancaman yang berasal dari bangsa sendiri, terutama dengan adanya tantangan globalisasi yang dapat menyebabkan semakin meluasnya sistem demokrasixliberal yang terjadi pada berbagaix sendi kehidupanxbaik di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan juga keamanan dan pertahanan yang dapat menghadirkan krisis multi-dimensional Ratih & Najicha, 2021. Peran dari Pendidikan Kewarganegaraan atau dalam menghadapi era yang sudah-sudah menunjukan seberapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. Banyak penelitian terdahulu yang mengkaji tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Kirani & Najicha, 2022. Keberadaan Pancasila telah menjadi norma dasar yang secara tidak langsung juga telah mendasari berbagai norma positif yang ada di Indonesia. Norma sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila pada dasarnya merupakan kebudayaan yang terbentuk dari adanya interaksi antara manusia pada kelompok tertentu yang pada akhirnya akan... Kecenderungan kehidupan masyarakat yang mengarah ke hal negatif seperti degradasi moral merupakan salah satu dampak dari globalisasi Wibowo, Kesya Afgrinadika Najicha, 2022. Pendapat lain juga mengatakan bahwa Tantangan dan ancaman yang datang dari bangsa luar pun tidak kalah dengan tantangan dan ancaman yang berasal dari bangsa sendiri, terutama dengan adanya tantangan globalisasi yang dapat menyebabkan semakin meluasnya sistem demokrasixliberal yang terjadi pada berbagaix sendi kehidupanxbaik di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan juga keamanan dan pertahanan yang dapat menghadirkan krisis multi-dimensional Ratih & Najicha, 2021. Peran dari Pendidikan Kewarganegaraan atau dalam menghadapi era yang sudah-sudah menunjukan seberapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. ...... Pancasila juga memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia Zulfa & Najicha, 2022. Sebagai nilai-nilai kehidupan, Pancasila mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup harmonis, saling menghargai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan Ratih & Najicha, 2021. Selain itu, Pancasila juga memiliki peran dalam hubungan antarmanusia Sari & Najicha, 2022. ...Menjaga nilai-nilai Pancasila, termasuk dalam hal menaati rambu larangan, sangat penting untuk mempertahankan masyarakat yang harmonis dan damai di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang terdiri dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Menaati rambu larangan juga menjadi bagian penting dalam menjaga nilai-nilai Pancasila karena melalui rambu larangan, seseorang belajar menghormati hak dan kewajiban orang lain, serta menghargai keselamatan dan keamanan bersama.... Wawasan Nusantara Ratih & Najicha, 2021, dan peran wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa, yaitu a. Tanggung jawab Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab atau penggunaan lingkungan. Peran ini terkait dengan hubungan yang erat dan saling ketergantungan antara negara dan ruang kehidupannya. ...Silfhani Elisabet ManurungAbednego PurbaAlfrendo NainggolanSri YunitaThis study seeks to find out how efforts can be made to increase social studies students' understanding and insight about the importance of the archipelago. Students must play a role in supporting the insight of the archipelago and preserving the richness of Indonesian culture in order to realize the ideals of the Indonesian nation. Research is carried out by seeking sources and going directly to the location for a question and answer session through mutual commitment and agreement. The method used in this research is descriptive method and qualitative case. This is where we interviewed directly by asking a number of questions about our group's material. An understanding of the prospects for Indonesian students is of course very important for the life of the nation and state and for the realization of the ideals of the Indonesian nation. Nadira Salim BadriUlfatun FatmaNajichaPancasila memiliki 5 prinsip serta 5 kualitas yang unggul. Prinsip dan kualitas inilah yang dijadikan pedoman hidup berbangsa serta bernegara Indonesia 1. Pancasila, dasar filosofis bangsa Indonesia, mencakup lima prinsip dasar dan lima kualitas luar biasa. Prinsip dan kualitas tersebut menjadi kompas moral dan cahaya penuntun bagi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa yang sejahtera dan harmonis. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi pentingnya Pancasila sebagai prinsip panduan dan kualitas yang membentuk kehidupan individu dan bangsa secara keseluruhan. Pancasila berakar pada lima prinsip penting yang membentuk landasan masyarakat Indonesia. Beberapa diantaranya adalah prinsip religius, kesetaraan, rasa hormat untuk setiap individu, solidaritas dan Proses pengambilan keputusan melalui musyawarah. Selain prinsip-prinsip tersebut, Pancasila mewujudkan lima kualitas yang sangat dihargai dan didorong dalam masyarakat Indonesia. Kualitas-kualitas ini adalah nasionalisme, kemanusiaan, keragaman, demokrasi, dan kesejahteraan. Indonesia adalah bangsa dengan masyarakat yang multikultural dan majemuk 2. Oleh karena itu, Pancasila memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan pribadi bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Dalam masyarakat Indonesia, terdapat beragam suku, agama, bahasa, dan budaya yang hidup berdampingan. Keberagaman ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia dan memberikan kontribusi penting dalam pembentukan identitas nasional. Dalam konteks ini, Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan pribadi bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Salah satu kekuatan Pancasila adalah dalam mengakomodasi keberagaman masyarakat Indonesia. Melalui sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila mengakui keberagaman agama yang ada di Indonesia dan menegaskan bahwa setiap warga negara bebas memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan beragama dan menghormati hak asasi manusia. Selain itu, sila Persatuan Indonesia juga memiliki peran penting dalam mewujudkan pribadi bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Sila ini menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks masyarakat yang multikultural dan majemuk, persatuan menjadi kunci dalam menghadapi perbedaan dan membangun harmoni antar-etnis, agama, dan DinawatiMuhamad Taufik HidayatThis study analyzed the obstacles, strategies, and results of flag ceremony activities in Indonesian elementary schools. The method used in this study was a systematic literature review. The information used contained an attitude of nationalism. The literature review process was conducted by searching for relevant articles, evaluating them using data extraction, and then comparing the literature results. The database used was Google Scholar. The results of this study indicated that 1 the obstacles in cultivating nationalism are the lack of discipline, order, and mutual respect among people; 2 the strategies used in cultivating nationalism include reminding, guiding, and explaining, as well as involving teachers and students in instilling nationalism; 3 the result of cultivating nationalism in flag ceremony activities is the formation of individuals who are moral and ethical and understand the importance of the activities. The implications of this study were first, teachers must be able to provide understanding and examples related to instilling nationalism; second, students can make habituation through good behaviour to be applied in daily life. This study revealed the inculcation of nationalism in Indonesian elementary schools OlehNadira Nadira Salim BadriTulisan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap betapa pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, dan bagaimana cara mengimplementasikan Pancasila dalam berkehidupan sehari-hari. Banyak peran dari Pancasila dalam membangun indentitas bangsa Indonesia. Membangun sumber daya manusia yang berkepribadian Pancasila melalui implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai luhur yang perlu dilestarikan demi menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia agar selalu hidup dalam keadaan damai dan tentram. Sebagai tunas bangsa kita perlu untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila agar terus ada didalam kehidupan sehari-hari. Implementasi dari nilai Pancasila merupakan upaya untuk membuat Indonesia tetap menjadi satu kesatuan yang bulat agar tidak mudah terserang dari ancaman-acaman luar yang tidak terduga. Jurnal ini berisi tentang implementasi nilai Pancasila dari lingkup yang kecil hingga lingkup yang besar memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Jurnal ini ditulis dengan metode kualitatif dengan mengumpulkan sumber fakta dari beberapa literatur dan dokumen yang terkait dengan pembahasan dalam jurnal ini. Kata kunci Nilai, implementasi, PancasilaWaal Mukhayun MukriWaspiah WaspiahThe Archipelagic Insight is one of the important things, not only in strengthening the national character but also in positioning various problems in the eyes of nationalism and Indonesianness. This study aims to analyze the role of archipelago insight in solving various national cultural conflicts. The method used in this study is a literature study, in which the author examines various theories and research results related to the archipelago's insight as a means of solving problems of national cultural conflict. This study finds and emphasizes that with the diversity of ethnicity, race, religion, belief and culture in Indonesia, various potential conflicts always arise. The heterogeneous character of the Indonesian nation becomes a conflict related to culture which is very likely to occur. In addition, in this study, the archipelago insight is considered capable of resolving various potential conflicts, including cultural conflicts, whether through the Pancasila philosophy approach, regional, socio-cultural, or historical Jiwa Nasionalisme dan Abad ke XXI Menghadapi Era Globalisasi, termuat dalam Siswono Yudohusodo, dkk., Nasionalisme dalam Era GlobalisasiR AbdulganiAbdulgani, R. 1995. Pemantapan Jiwa Nasionalisme dan Abad ke XXI Menghadapi Era Globalisasi, termuat dalam Siswono Yudohusodo, dkk., Nasionalisme dalam Era Globalisasi. Yayasan Widya Besar Bahasa IndonesiaDepdikbudDepdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth SettingsKirschenbaumKirschenbaum. 1995. 100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings. Allys & Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warga Negara Indonesia. Repository Universitas Negeri GorontaloR LukumLukum, R. 2005. Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warga Negara Indonesia. Repository Universitas Negeri Budaya dan Karakter BangsaPuskurPuskur. 2010. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pendidikan Karakter. DepdiknasSuyatnoSuyatno. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter. Materi Pendidikan KewarganegaraanKementerian P Dan K DirjenDiktiKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2013. Substansi Materi Pendidikan Kewarganegaraan. Kementerian P dan K Dirjen MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHNKetetapan Mpr TahunKetetapan MPR Tahun 1993 dan 1998. Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang Generasi Unggul Masa DepanF U NajichaNajicha, F. U. 2017. Aku Generasi Unggul Masa Depan, Generasi Muda Harapan Bangsa.

MengutipPendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi (2002) karya Endang Zaelani Sukaya, secara etimologis asal kata wawasan nusantara adalah wawasan dan nusantara. Istilah wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan. Istilah wawasan berarti cara pandang dan cara melihat atau cara tinjau.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Wawasan Nusantara atau bisa disebut dengan geopolitik merupakan cara pandang serta sikap bangsa Indonesia yang berkaitan dengan diri dan lingkungan yang beragam dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan serta menghargai keberagaman dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Menurut pemahaman saya wawasan Nusantara menjadi komponen utama dalam kehidupan bermasyarakat seperti dalam menegakan kesatuan dan persatuan, serta menciptakan sikap nasionalisme bangsa untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia. Saat ini banyak muncul berbagai permasalahan yang mengancam integritas bangsa Indonesia. Permasalahan tersebut muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Wawasan Nusantara. Ada beberapa faktor yang menurut saya dapat memudarkan pemahaman masyarakat terhadap Wawasan Nusantara yang dapat mengancam integritas bangsa. Faktor-faktor tersebut antara lain, pertama adanya globalisasi. Pengaruh globalisasi merupakan suatu yang dapat merubah sikap, tatanan negara, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika perubahan globalisasi yang terjadi mengarah pada hal negatif sangat mempengaruhi wawasan nusantara terhadap integritas bangsa. Pengaruh negatif tersebut dapat berupa gaya hidup yang konsumtif, munculnya sikap individualisme,kesenjangan sosial, serta gaya hidup kebarat-baratan. Sehingga kita sebagai masyarakat Indonesia harus dapat menyaring adanya globalisasi. Kedua, kurangnya rasa cinta dan kepedulian masyarakat terhadap budaya bangsa. Bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya. Sempit dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Wawasan Nusantara membuat kita sebagai masyarakat tidak akan mengetahui bahwa budaya bangsa Indonesia sangat beranekaragam. Wawasan masyarakat terhadap budaya dinilai masih kurang yang menyebabkan rendahnya rasa cinta dan kepedulian terhadap budaya. Akibatnya dengan berjalannya waktu budaya yang dimiliki bangsa Indonesia akan pudar dan menghilang. Ketiga, munculnya sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sikap yang menganggap kelompok atau kebudayaan sendiri lebih baik, serta memandang remeh kelompok lain. Sikap ini sangat berpengaruh terhadap integritas bangsa Indonesia karena sikap ini dapat memunculkan konflik dan menghancurkan semangat bangsa dalam kesatuan dan persatuan dalam mewujudkan integritas munculnya sikap egosentrisme. Egosentrisme adalah sikap mementingkan diri sendiri dan tidak mau melihat suatu kondisi dari sudut pandang orang lain. Sikap ini acuh terhadap suatu kondisi yang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Sikap egosentrisme ini menganggap bahwa mereka yang lebih penting dan senang menjadi pusat perhatian. Jadi sikap ini dapat mengancam integritas nasional karena akan timbul sikap tidak peduli dengan kepentingan berbangsa dan bernegara dalam mempertahankan persatuan dan masyarakat terhadap wawasan nusantara sangat penting untuk mempertahankan integritas. Sehingga untuk menghindari munculnya faktor-faktor penyebab kurangnya pemahaman terhadap wawasan nusantara, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti melakukan sosialisasi melalu media masa. Melalui pendidikan formal maupun informal untuk mengembangkan serta meningkatkan pemahaman wawasan nusantara khusus pada generasi muda penerus bangsa. Menumbuhkan sikap nasionalisme, sikap cinta tanah air, serta kesadaran diri akan pentingnya wawasan nusantara untuk mempertahankan integritas nasional. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya JawabanPemahaman tinggi terhadap wawasan nusantara dapat menghasilkan sikap Hallo Apakabar sahabat pintar?Apakah kamu sedang mencari jawaban atas pertanyaan: Pemahaman tinggi terhadap wawasan nusantara dapat menghasilkan sikap, maka kamu berada di tempat yang tepat. Disini terdapat beberapa jawaban perihal pertanyaan tersebut. Silakan baca lebih lanjut. April 28, 2020 Post a Comment Pemahaman tinggi terhadap Wawasan Nusantara dapat menghasilkan sikap …. A. kesadaran bela negara B. cinta tanah air C. rela berkorban D. nasionalisme yang tinggi E. semangat kebangsaan Pembahasan Dengan memiliki pemahaman tinggi terhadap Wawasan Nusantara, maka kita dapat menghasilkan sikap nasionalisme yang tinggi. Jawaban D - Semoga Bermanfaat Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat Kunjungi terus OK! . 459 305 20 437 73 420 205 329

pemahaman tinggi terhadap wawasan nusantara dapat menghasilkan sikap